Minggu, 27 Maret 2016

desir perih dari angin sore ini

Jam tujuh belas kosong lima.
Sorenya bikin rindu dirinya.

anginnya berdesir lirih,menyeretku untuk mengingatmu lagi. Dari ratapan hati yang tak ingin kembali.

Pembantaian hati tanpa sapa, arti rindu yang selalu kau puja.
Kau ingin kembali, tapi aku ingin lupa.
Luka ini sungguh tak tertunda adanya.

kamu masih menyebutnya cinta, dari dekapan yang dulu memanja. Aku sudah tak ingat dekapmu, dari masalalu yang kau sebut rindu.

Berani beraninya datang kembali, dari rantai siksa yang membelegu hati.
Pernahkah kau berfikir? bahwasanya aku sudah ada yang memiliki.

darimu ku mulai,dan darimu ku tersalahkan. Hatimu yang tak mau santai,namun kau masih saja mengintai.
Ku abaikan,ku sabarkan.
Meski hati ingin teriak
"KAU PENIPU JAHANAM"

Maaf bukan untukmu, tapi itu kata dalam hatiku yang masih berbisik rindu.
Ingin mengucapkan aku membencimu.
Tapi aku rangkai dari huruf yang indah agar tak menyakitimu.

Tegur sapa darimu
"AKU RINDU"
bagiku adalah kata
" AKU TELAH BERHASIL PERGI DARIMU"

terimakasih
Bukan untukmu.
Tapi untuk kekasihku.
Yang mampu mendengar ceritaku.
Memberikan makna untuk menuntun hidupku.
Agar rindu bukan sekedar rindu.
Akan tetapi bermana satu.

Minggu, 13 Maret 2016

sekarang aku memang kalah

2 tahun silam
Terakhir kau katakan.
"mengalah bukan untuk kalah"
Yang menjadi sms terakhirmu, Sebelum pernikahanmu.
Cuma operator Xl yang tau.

Mencintaimu dalam harapan menunggu kau putus dengan tunanganmu lalu memilih bersanding denganku.
Itu tak mudah.
Aku sengaja mencintaimu waktu itu.
Adalah patah hati yang harus aku terima.

Miami pagi hari.
Dan madura malam hari waktu itu.
Ucapan maafku yang aku sengaja.
Memulai harapan baru kepadamu.

Terlalu indah untuk ku sesali.
Aku masih berharap waktu itu.
Berharap kau jadi milikku.
Walau aku harus mematahkan hati laki laki lain.
Tapi semua tak sesuai dengan pemikiranku dan juga keputusanmu.

Duduk di pelaminan bersama pilihan orang tuamu.

Aku mencintaimu.
Aku juga tau, kau pun begitu.

Anak yang kau banggakan saat ini.
Harus nya anak kita.
Tapi beda dengan keyataan nya.

Aku cuma rindu
Caramu menghadirkan harapan padaku.
aku tak mau menyalahkanmu.
Aku cuma rindu.
Harapan yang indah aku lalui bersamamu. Dan sekarang aku bisa tau betapa indah harapan.
Dan dulu kau segalanya untuk ku perjuangkan.
Walau aku kalah dalam perjalanan.

Tak sebahagia waktu aku lihat tanganmu memegang erat dari belakangku waktu itu.
Tapi cukup bahagia untukku. Melihat senyummu bersama anakmu di foto facebookmu.

Minggu, 06 Maret 2016

bandara saksi bisu

bandara saksi bisu.
Terakhir ku cium keningmu.
Dengan sedikit air mata di pipiku.

Ku pikir itu perpisahan sementara.
Tak kusangka begini akhirnya.

Waktu itu.
Ketulusan yang ada di setiap aliran darahku.
Dengan kata aku cinta kamu.
Hati hati.
Sebagai kata perpisahan.

masih ku kunci erat mulut ku tentang aibmu. Dari keluargaku.
Perpisahan yang tak pernah aku inginkan.Tapi harus ku lakukan.

Bandara yang masih bisu.
Masih jadi saksi tulusku.
Yang kau ingkari dengan kebohonganmu.
Entah.
Setiap kali aku membaca kata setia.
yang terlintas adalah kamu.
Bagaimana kau bisa katakan setia
sedangkan cintamu penuh kepalsuan.

Menurutku. Tak ada cinta yang bodoh
Tak ada cinta yang bisa berdusta apalagi dengan cara berbohong.
Cintamu penuh keraguan.
Lalu kau sebut setia.
Bagaimana cinta bisa tulus jika kau hanya menanamkan benih kepalsuan.

Kau bilang.
aku setia. Kau yang menyia nyiakan.

cinta seperti apa yang ingin kembali terluka?
Tidak ada!
semua cinta ingin bahagia.
Terutama aku. Yang kau tipu dengan segala dusta.
Lalu kau bilang. Aku bohong. Jika aku memang cinta aku akan bertahan dengan menerima kekuranganmu.

Cinta yang seperti apa? yang rela kembali jika sudah tau cinta itu hanya membuat luka.
Cukup dulu, aku punya cinta bukan untuk kau sakiti.
Lukaku belum sembuh lalu kau buat luka baru lagi.
Maaf. Aku percaya. Rasa yang pernah ada dan hilang. Jika kembali rasanya tak akan sama.
itulah alasanku. Kenapa aku harus pergi dengan saksi bandara yang tak ingin berbicara. Karena bandara bisu. Dan bandara hanya saksi. Dimana cinta tulusku yang kita sangka. Maksudku yang aku sangka hanya sementara pergi. Kini harus pergi selamanya.
Luka yang aku terima.
Aku telan dengan lahapnya.
Agar berlalu dan pergi.
Buat ku sulit. Mungkin menurutmu tidak.
Untukku mempercayai seorang wanita lagi. Cukup membuatku jera.
Karena ulahmu.

Wanita yang aku harapkan jadi yang terakhir dalam hidup ku. Ujungnya berpisah jua.

Sydney malam ini.
Aku terpaku memandang langit dan laut.
Terpancar sinar banyak di langit.
Aku hanya bisa terpaku.
Melihat bulan yg seakan tau aku pilu.
Dia tak ingin terang.
Kalah dengan bintang.
Aku mau tanya sama siapa?
Mereka juga bisu.
Sama seperti bandara soekarno hatta pada tanggal 28 september 2015 itu.
Mereka cuma bisa menyaksikan.
Betapa perih hati yang aku rasa.
Ketika aku tau kau pembuat nya.
Kau diam seribu bahasa. Setelah mengetik kata maaf di chat terakhir kita.

Aku juga diam.
Aku hanya berpikir.
Kenapa harus aku?
Kenapa bisa?
Aku yang tulus.
Aku yang terluka.

Apa cinta harus begini?
Semua nya penuh drama.
Disaat aku benar benar benar mencintai seorang wanita.
Malah wanita itu pembuat luka baru.

Ku ulang lagi pola fikirku.
Aku tidak sedang mabok waktu itu.
Aku pandangi lagi langit itu.
Lalu aku cuma bisa berkata dalam hati.
Apa benar kau setega itu?
Memalsukan segalanya.
Lalu kau bilang aku mencintaimu mass,Makanya aku lakukan itu.
Harusnya aku jawab begini waktu itu"iya cinta itu memang bohong"

Kau pintar
Aku bodoh
Ohh tidak. Ahh apa benar?
Iya mungkin aku yang bodoh salah menaruh kepercayaan.

ahhh aku meracau.
Masih tak percaya.

Kau merengek dengan kata maaf
Agar aku segera memaafkanmu.
Sebenarnya aku sudah memaafkanmu.
Tapi aku tak bisa memaafkan cintaku.
Cintaku yang salah. Bukan kamu.
Cintaku salah. Salah tujuan. Harus kepada siapa dia mencinta.

Jadi aku pergi.
Alasannya.
Cintaku pergi,Untuk menemukan wanita yg tepat untuk di cinta.

Rabu, 02 Maret 2016

senja jamaica. senjaku bukan senjamu

kepergianku
Sama halnya dengan kepergian matahari hari.
Meninggalkan kenangan.
Yang mencangkupi keindahan.

Aku tahu.
Pengingkaran janji yang terlalu indah.
Aku ucapkan dan aku tinggalkan.
Terlalu jauh kita melangkah,dulu.

Bukan janji yang aku tinggalkan.
Tapi ulahmu yang kian tak termaafkan.

Sebuah pertemuan yang tak seharusnya di akhiri. dari penantian panjang yang terhenti.
Darimu aku memulai. Dan padamu aku titipkan.
Pengkhianatan darimu yang aku tanamkan. Luka indah yang kau terima.

Pelabuhan yang bukan peraduan terakhirku.
Padamu aku titipkan.
Hal yang benar tapi kau salahkan.
Perbandingan benar dan salah.
Tapi aku posisikan benar untukmu.

Kata maaf yang tak bisa aku maafkan.

Maaf darimu terlalu singkat.
TaK mampu memperpanjang waktu yang akan ku habiskan.

Aku lakukan demi diriku.
yang berpacu dalam anganku.
Setidak nya kita pernah bersanding di pinggir jalan untuk di tonton orang orang yang lewat waktu itu.
Meski bukan kaulah yang aku pilih untuk bersanding di pelaminan nanti di pesta perkawinan. Yang akan di tonton keluargaku.

Demi apa kau lakukan semua?
Jika kau tau akhirya akan penuh derita?
Kau bibitkan semua. padahal kau tau akan tumbuh kebencian.

Jika sekarang kepergian yang kau tangiskan.
Aku sudah lelah.
Aku selalu tangiskan hal untuk mempertahankan.

Airnya jernih.
Kau nodai dengan pengingkaran.
Lihat betapa kotor nya air itu!

Aku pergi ke puncak sana. Tinggi.
Aku ingin menjernihkan nya lagi.
Tapi tidak denganmu.
Terlalu jauh jalannya untukmu.
Karena kau lelah untuk berhasil lagi.
Kau sudah berhasil menaklukkannya.
Kini kau yg harus istirahat.
Tunggulah orang yang akan menjemputmu pulang.
Ada orang yang menemaniku dalam perjalan ini.

2,march,2016 falmouth jamaica
Bagian menyandar kan peraduan